Ini bukan lagi tentang perasaan. Karena kamu teerlalu bodoh
untuk tidak tahu atau pura-pura tidak dengar. Bahkan sampai pembantu dirumahmu
akan tahu bagaimana perasaan ini tuan, hanya dari mimikku. Kamu terlalu
berpura-pura untuk menjadikan semuanya biasa saja.
Ini bukan lagi tentang aku cinta kamu, bukan sebatas ucapan
yang selalu tersekat diantara kerongkongan ketika aku ingin mengungkapkan. Atau
mata yang gugup berpura-pura saat pandangan kita jatuh bertemu pada kedipan
yang aku ingin waktu saat itu mati, berhenti, sampai aku puas memandangmu
sedekat itu.
Ini semua bukan tentang itu Tuan, yang aku rasa kamu
teralalu bosan untuk mendengarkan. Yang aku rasa kamu terlalu lelah untuk memikirkan.
Tapi yang saat ini aku rasakan. Aku telah berjalan terlalu
jauh kepadamu, tapi kau acuh tak menyadari itu. Aku terlalu letih untuk kau
suruh berlari lagi. Karena yang aku kejar ternyata jauh dibelakang menganggapku
orang paling bodoh nomor satu.
Ini tentang rasa letihku tuan, yang bahkan siapapun pernah merasakan. Diambang
rasa bungkam pada kesakitan terdalam.
Mundur sebagi pecundang atau maju sebagai yang tidak tahu
diri.
Diam sebagai yang disakiti atau menuntut untuk menyakiti.
Tuan, rasanya bahkan tidak ada keberpihakan.
Menjadikan aku perempuan paling tidak tahu diri. Tidak tahu
malu atau bahkan tidak tahu kepribadianku.
Tapi mungkin yang aku tahu hanya kamu, di pikiranku, tuan.
No comments:
Post a Comment