Saya akan berlanjut pada tulisan saya sebelumnya. Karena
jika dijadikan satu tulisan, mungkin tulisan saya akan sangat membosankan dan
berbelit-belit dimata kawan-kawan.
Datang diajang reuni adalah keadaaan yang membingungkan bagi
beberapa orang. Bertemu teman lama yang bahkan sudah tidak pernah saling
komunikasi pasti menimbulkan sedikit kecanggungan.
Panjang lebar, setidaknya acara reuni itu diberlangsungkan. Maka
banyak yang mulai memamerkan jati dirinya. Percayalah, kalian seperti itu, saya
juga.
Baru saja pulang dari acara sebuah reuni kecil kawan lama. Benar
memang ini kawan lama karena mereka adalah sekumpulan orang sejak saya di
sekolah dasar. Banyak dari mereka yang saya baru bertemu lebih dari 8 tahun
lamanya.
Mengingat kejadian tadi, saya masih cekikikan tertawa lugu. Ajang
reuni itu tempat memamerkan diri. Mengeksiskan diri dan memperkenalkan siapakah
kita sebenarnya. Si “A” yang tergolong pendiam, sontak jadi pecicilan karena ingin dikenal. Si
“B” yang sebelumnya pecicilan, menjadi pendiam karena perubahan dalam hidupnya.
Reuni adalah tempat bagaimana dirimu dikenang. Jika
si “A” dikenal sebagai bodoh, maka dia akan datang dengan memamerkan betapa
dirinya saat ini sangat pintar. Jika si “B” dikenal sebagai sosok yang nakal,
percayalah dia akan datang dengan mengenalkan dirinya yang saat ini menjadi
sosok yang baik untuk semua orang.
Ajang reuni adalah upaya uuntuk mempertontonkan siapa kita,
lalu dihiperbolakan dengan sikap dan ucapan. Beberapa orang memamerkan betapa
kehidupannya sangat baik, betapa bisnisnya melejit dan betapa pasangannya
sangat cantik.
Tapi mereka lupa, bagaimana mereka dahulu dikenang. Dan itu
merupakan bahan gojlokan untuk ditertawakan.
“Dulu elo yang pipis dicelana pas gue labrak di kelas itu
kan?”
“Ih lo itu yang dulu suka makan tai dari tanah kan? Masih suka
makan lo ampe sekarang?”
“Lo si Fulan... Fulan yang dulu kalo jalan ingusnya meler
meler gak pernah di lap itu kan?”
Percayalah semua orang akan tertawa. Dan candaan ini
dilepaskan oleh si “Raja” yang dulu sangat eksis di sekolah.
Semua orang pasti penasaran bagaimana dirinya dahulu
dikenang. Lalu ia patahkan kenangannya tersebut dengan jati dirinya yang
sekarang. Ia pamerkan tentang apa yang ia capai, dan ia lantangkan bagaimana bahagianya
ia sekarang.
Ah... ternyata reuni itu penting kawan. Untuk meyakinkan diri
kita sendiri tentang bagaimana kita dihadapan orang. Bagaimana diri ini
dikenang dan lalu apakah sudah ada perubahan.
“Gak berubah ya lo dari dulu, tengil tengil aja gaya lo..”
“Gak berubah ya lo.. masih begini begini aja..”
Mungkin itu karena kalian tidak memamerkan diri kalian
seperti apa kepada mereka. Atau karena memang dalam hidup kalian tidak terjadi
sama sekali perubahan. Maka dari itu datang ke reuni itu penting, kawan. Untuk melihat
sejauh apa diri kita ini telah melangkah. Menjadi baik, atau malah lebih buruk.
Meskipun untuk datang ke reuni, sangat deg degan. Bingung jika
sudah tidak ada yang mengenal. Atau bahkan takut obrolan kalian diacuhkan.