Wednesday, August 20, 2014

Let me wipe your tears away

Apa yang paling meyedihkan? Menanis didepan orang atau melihat orang yang paling kamu sayang menangis didhadapanmu? Keduanya sama. Seimbang.

Air mata itu seperti bicara, seperti menceritakan semuanya walau dengan kamu belum berbicara. Hanya ada sesegukmu yang tersisa. Miris, masih aku mendengarnya.


Menangis sini, dibahuku sampai ia basah karena airmatamu. Tegak tatap mataku supaya dapat aku menghapus air matamu.

Menangis sini dihadapanku supaya tahu aku bebanmu.

Supaya nanti dapat aku teringat dalam kenanganmu, bahwa kamu pernah menangis denganku.

Thursday, August 14, 2014

Seperti Awal Pertemuan


Terkadang memang kita tidak memiliki kesempatan untuk memilih tanggal. Dalam takdir yang datang secara tiba-tiba. Setelah melewatinya, we feel like going back in time to do things: fix the mistake that we made. Bisa? Tidak.

Dalam keadaan yang paling berat untuk menjalani apa yang Tuhan takdirkan, kita hanya meminta untuk buta lalu dilupakan ingatannya. But, closing your eyes isn’t going to change anything. Nothing’s going to disappear just because you can’t see what’s going on.


Kita diminta hanya untuk melewatinya, sampai masanya selesai. Sampai rasa itu habis dan kembali kepada seperti awal pertemuan.