Tuesday, July 7, 2015

Tiga kategori bagi mereka yang datang ke reuni




Pulang dari acara reuni, saya lari sedikit terbirit kedalam rumah. Jam memang menunjukan hampir dini hari. Dijalan tadi bahkan sudah tergolong sepi. Saya terbirit birit lari masuk kedalam rumah hingga lupa mengunci pagar. Lalu saya duduk di meja makan dan mengabaikan jaket motor yang masih saya kenakan. “Gue harus nulis malam ini juga! harus malam ini” ujar saya sedikit berlari seraya membuka laptop saya.

Barusan sekali saya telah menghadiri sebuah acara reuni dengan kawan lama. Acara buka bersama sih judulnya, tapi pasti kalian tahu bahwa reuni adalah ajang tentang memperkenalkan diri. Saya senang, bertemu lagi dengan beberapa kawan lama, yang bahkan sudah tahunan sudah tidak pernah bertemu.

Si dia yang ternyata tetanggaan sama saya, di itu yang ternyata kuliahnya di jurusan yang sama dengan sahabat saya, atau rentetan banyak sekali kenyataan bahwa dunia ini teramat sempit.

Jujur saja sebenarnya saya sempat berfikir lima kali untuk menghadiri acara reuni ini. pertama adalah ini merupakan kawan lama saya, yaitu kawan almamater sekolah dasar. Yang notabenenya saya sudah lebih dari delapan tahun sudah tidak bertemu. Apalagi dengan kawan dekat saya yang tiba-tiba tidak jadi datang karena alasan sepele. Duh, pasti mati kutu saya dibuat disana.

Setelah pikir panjang, apa salahnya bagi saya untuk sekedar datang dan bersapa “hi”. Maka saya putuskan untuk datang di waktu yang mepet ke acara inti. Setidaknya ke-kaku-an saya tidak akan berlangsung lama.

Benar saja, dari acara berlangsung hingga ajang foto bersama, saya sedikit tertawa-tertawa melihatnya. Lucu sekali.

Ada tiga golongan yang datang dalam ajang reuni.

Pertama, mereka yang datang dengan niat mengekiskan diri. Biasanya golongan ini dianut oleh mereka yang sebelumnya tidak eksis dan ingin menunjukan eksistensi diri. Mereka mereka ini adalah golongan yang sebelumnya tidak terkenal, lalu bertujuan ingin mengenalkan diri.

Tipe yang kedua adalah, si raja. Mereka yang memang sejak jaman dulu sudah eksis, lalu dipancing untuk menjadi eksis. Padahal mungkin ditempatnya sekarang keeksisannya sudah tergolong biasa saja. Mereka terselamatkan oleh ketenaran mereka masa lampau.

Dan yang terakhir, adalah si “pendatang”. Yang berniat memang hanya ingin datang. Duduk, menikmati acara dan lalu pulang. Si pendatang biasanya duduk kalem dipojokan. Tidak mencolok ingin eksis atau ingin mengeksiskan diri. Jika diajak ngobrol syukur, tidak diajak mainin handphone. Diajak foto ikut-ikut saja, gak ada yang ngajak fotoin kawan-kawannya.

Mungkin hanya ini tipe golongan yang saya amati selama acara tadi. Dan saya tergolong yang pendatang. Hehe.


Ingat, raja memang selamanya akan menjadi raja. Tapi kadang, kuda bertindak bisa menjadikan dirinya seperti seorang raja dan lalu membungkamnya. Pion ya akan tetap menjadi pion saja. 

1 comment: