Untuk kalian, yang sedang berada di perantauan. Aku tahu saat
ini kalian tengah dikabung rindu. Jenuh dikosan seharian dan tidak memiliki
teman. Tugas yang membuat kalian ingin menangis dipangkuan bunda, atau lelah
yang ingin kalian ceritakan kepada ayah. Aku tahu betul rasanya. Duduk diam
hanya memandang sekat 3x3 kamar kosan. Diam disana sendirian dan tidak memiliki
teman bicara. Line, bbm dan pesan menjadi sangat tidak berguna. Karena yang
kamu butuhkan adalah sesosok untuk memberikan pelukan dari gundahnya kuliah.
Untuk kalian, yang jauh diujung jalan dan merasa sendirian. Menangislah
saja, sampai isakan itu tidak bersuara. Sembab matamu dipagi hari karena merasa
lelah dan ingin segera meninggalkan kuliah. Menangislah untuk sekedar berbicara
pada hati kalian. Bahwa hidup ini tidak selamanya tentang berdua, bertiga atau
bersama-sama. Adalah kalian yang sendirian dan ditinggalkan kesibukan
teman-teman.
Aku tahu kalian malu, terseguk karena tetangga kosanmu. Acuhkan
saja, karena mereka hanya bertanya kenapa. Tidak seperti sahabatmu yang paham
lalu akan langsung memberikan pelukan. Tidak seperti bundamu yang akan membuat
kamu merasa tenang. Tidak seperti ayah yangmenasihatimu untuk kembali bangkit
dari keterpurukan.
Aku tahu rasanya, sendirian seperti ditinggalkan. Menghubungi
kawan lama tapi hanya sebatas berbalas pesan. Jauh mereka, karena kehadiranmu
di kota baru dan hanya memiliki teman duduk satu jurusan. Beruntunglah kamu,
yang masih memiliki sahabat. Karena dia satu-satunya sosok yang membuatmu
merasa bangkit. Karena dia satu-satunya sosok yang akan mendengarkanmu menangis
dan lalu menarikmu keluar melihat tentang apa yang kamu mimpikan sebelumnya.
Untuk kamu, yang sedang merasa kehilangan. Bundamu yang
semakin jarang membalas pesan. Saudaramu yang sudah tidak pernah bertanya
kabar. Mereka mungkin merasa bahwa kamu baik-baik saja dan tidak ingin
menganggu kesibukan. Padahal menangis kamu dibalik bantal karena merasa mulai
diacuhkan.
Aku tahu, betul rasanya seperti apa. Menangis saja, seperti
aku setiap malam. Orang bilang tentang kita yang terlalu cengeng menghadapi
dunia, mereka bilang tentang kita yang terlalu perasa, mereka bilang tentang
kita yang berlebihan dalam megambil sikap. Mereka hanya tidak tahu, bagaimana
rasanya hidup ditengah-tengah orang baru. Bagaimana rasanya kesusahan dan tidak
ada yang membantu. Bagaimana rasanya makan sendirian sedang mereka bersama
keluarganya. Mereka Cuma tidak tahu. Maka menangislah, sendirian. Seperti yang
aku lakukan.
No comments:
Post a Comment