Seorang Alien
dari planet luar turun ke bumi dalam keadaan telanjang dan tidak dapat
berkomunikasi dengan siapapun, hanya berbekal sebuah kalung pemancar pesawatnya.
Layaknya bayi yang baru lahir, PK movie menggambarkan sesosok alien yang
diperankan oleh artis bollywood ternama Amir Khan yang diberi julukan peekay
(pemabuk) ini membuat alis berkerut tapi disajikan dengan bumbu komedi
didalamnya. Pencarian Tuhan yang diyakini PK dapat membantu dalam menemukan Remote
controlnya ini menjadi permasalahan yang sangat kompleks
Tuhan
yang seperti apa? Yang bagaimana? Disaat yang PK temukan adanya keberagaman
Agama di India. Sebagai orang awam yang tidak mengetahui agama apapun, PK
mengikuti anjuran masing-masing agama yang mereka yakini memiliki Tuhan. Ketika ke gereja ia bahwa
sebuah kelapa yang merupakan persembahan untuk Tuhan bagi umat Hindu, ia
diusir. Membawa botol wine ke masjid yang merupakan persembahan bagi umat gereja,
juga kembali diusir bahkan dikejar oleh islam garis keras.
Sampai ia
merasa sangat lelah karena tidak pula dipertemukan dengan Tuhan. Ia merasa
lelah dengan perintah dari masing-masing agama. Ada agama yang menyatakan untuk
beribadah di hari minggu, ada agama yang menyuruh beribadah di hari selasa. Ada
agama yang menyatakan untuk beribadah pada sebelum matahari terbit, ada yang
mengatakan setelahnya. Ada yang memuja sapi, ada pula yang mengurbankannya. Ada
yang ke kuil tanpa sepatu, sedang ke gereja harus menggunakan sepatu.
Kejenakaan
Rajkumar selaku sutradara membuat film yang mengangkat isu berat ini menjadi
mudah dipahami. Sutradara dari 3 Idiot ini membuat adegan yang sangat lucu
namun sangat mengena bagi penontonnya. Seperti saat PK bertemu dengan manusia
yang berpenampilan dewa krisna, karena dianggap Tuhan yang sebenarnya hingga ia
harus kejar-kejaran. Kisah romantis film ini juga ditambahi dengan bertemunya seorang
perempuan pembawa berita dari media televisi di India. Jaggu yang keluarganya
menganut ajaran Tapaswi ini membantu PK mencari Remote controlnya yang dicari.
Pertemuan
PK dengan Tapaswi menampar penonton mengenai fungsi dari agama. Dimana,
terkadang agama didoktrin dalam satu simbol. Melihat dengan mata telanjang,
agama itu sendiri bukan sebuah simbol yang dimiliki setiap orang. Melainkan keyakinan
atas diri sendirinya. Sampai ketika PK mengatakan adanya “wrong number” dimana
perintah Tuhan telah salah disampaikan oleh sang penerima pesan. Siapakah penerima
pesan itu? Adalah masing-masing dari pemuka agama.
Seperti halnya
ada agama yang menyiram susu pada patung Tuhannya, diyakini PK merupakan sebuah
kesalahan. Dimana perintah Tuhan sejatinya adalah memberikan susu tersebut
kepada anak-anak kelaparan di Delhi. Konflik PK yang menuntut Tapaswi mengenai
sistem agama yang dibuat secara kaku ini membuat para penonton akan sadar
dengan tujuan utamanya, yaitu Tuhan. Dimana, pengkakuan agama atas sistematika
itu sendiri membuat adanya geolak untuk melupakan iman kepada Tuhann.
Dalam perdebatan
antara PK dengan Tapaswi, dimana merupakan sebagai cara untuk mengambil alih
barang kepemilikan PK yang diambil oleh Tapaswi. Membuat penonton berfikir ulang
mengenai keyakinan terhadap agamanya yang telah dipermainkan oleh beberapa
golongan. PK mengatakan bahwa ia
mempercayai Tuhan, tapi Tuhan yang mana? Pada akhirnya dia berkesimpulan; Tuhan itu ada dua.
Satu Tuhan yang menciptakan kita semua, satu lagi Tuhan yang diciptakan oleh
manusia. Tuhan yang menciptakan kita dan alam semesta ini tidak pernah kita
tahu sosoknya, sementara Tuhan yang diciptakan oleh manusia sosoknya sama
seperti manusia. Kadang menipu, suka berbohong dan menakut-nakuti.
Film ini membuat adanya keyakinan kita atas
Tuhan kita sendiri. Jangan sampai sistem agama yang dinyatakan kewajiban
membuat kita menajdi lupa atas tugas kita terhadap Tuhan. Karena Tuhan tidak
pernah menyuruh kita dengan cara yang kejam. Kenapa manusia saling membunuh
atas nama-Nya, mengapa beberapa ritual agama menyakiti dan menyulitkan umat-Nya?
dan mengapa Tuhan malah mempersulit mereka yang ingin berkeluh kesah
kepada-Nya?
Diakhir cerita,
didapatkan satu kalimat PK yang sangat mengena. Mengenai manusia yang
menganggap bahwa “Tuhan perlu kita lindungi” PK mengatakan “Dunia ini sangat
kecil, dan kita adalah bagaikan debu di alam semesta.
No comments:
Post a Comment