We’ll get lost
together, till the light comes pouring trough. ‘Cause when you feel like you’re
done and the darkness has won. Babe, you’re not lost!
When your world’s crashing down and you can’t bear the thought. I said “babe, You’re not lost!!”
When your world’s crashing down and you can’t bear the thought. I said “babe, You’re not lost!!”
Saat lo jatuh dalam kedalaman yang lo sendiri tidak pernah
menduga sebelumnya, jatuh pada posisi yang paling menyakitkan. Cuma ada
beberapa orang yang dapat membantu lo bangkit dan seraya menggotong lo pada
masa ketika lo ditempat sebelumnya. Cuma ada beberapa orang dari mereka yang
pernah silih berganti dateng kekehidupan lo. Keluarga lo dan Sahabat lo. Dua
itu, adalah makhluk sempurna yang Tuhan ciptakan untuk menyempurnakan kehidupan
lo. Siapa yang dapat menjadikan masalah yang sedang lo hadapi saat ini terlihat
lebih mudah adalah sejatinya sahabat lo sendiri. Kalo mereka yang saat ini
berada didekat lo dan membuat permasalahan hidup lo malah menjadi lebih rumit
atau bahkan tidak terpecahkan, maka mereka bukan sahabat lo.
Sederhananya gue menyebut mereka adalah The Real Konco, gue suka panggilan itu. Satu-satunya makhluk yang
bisa bikin gue tertawa disaat tangisan gue belum selesai. Orang yang berani
nampar gue didepan karena kesalahan yang dengan bodoh gue benarkan. Cuma
mereka, yang mampu mengangkat gue dari gelap menjadi terang, dari rapuh menjadi
kuat, dari hilang menjadi terlihat. Gue sedang berada dalam masa tersulit yang
pernah gue hadapi. Tapi mereka, The Real
Konco gue itu, malah membuat masalah yang gue hadapin seolah gak ada.
Mereka mengijinkan gue nangis, senangis-nangisnya yang bisa gue tangisi. Mereka
mengijinkan gue marah, semarah-marahnya yang bisa membuat gue dengki. Tapi
entah, dimana rumus mereka membuat seolah masalah besar itu terlihat jadi
sederhana. Bukan Cuma soal lelucon yang bisa gue dapatkan dari banyak orang.
Mereka punya satu perekat untuk rasa nyaman. Gue gak bisa memuntahkan apa yang
ada difikiran gue selain kepada mereka. Sekalipun gue bersumpah untuk
menyembunyikanya, maka dengan perlahan mereka akan tahu tanpa gue cerita. Pada
hakikatnya, kesempurnaan dari hidup yang lo jalani adalah mereka, The Real Konco yang lo cintai bahkan
lebih dari pacar lo sendiri.
Lo mungkin mudah tertawa dengan orang banyak yang bahkan
baru lo temui. Tapi untuk menangis, lo gak bisa meminjam bahu orang lain,
karena bahu lo adalah The Real Konco lo
itu sendiri. Justru kalo mereka gak mau jadi sandaran untuk lo tangisi, atau
mereka tidak bersandar kepada lo, keberadaan lo saat ini akan menjadi
pertanyaan besar. Lo bukan The Real Konco
dia, dan keberadaan lo hanya untuk tawa dia. Sesederhana itu.
Karena mereka adalah, orang yang mendoakan lo diam-diam
untuk segala yang sedang lo alami. Mereka yang diam-diam berbicara pada Tuhan
agar setiap masalah yang lo alami akan cepat dilalui. Mereka yang dengan
mati-matian membuat lo tertawa walaupun harus gondok setengah mati karena
senyum saja tidak ada. Mereka, The Real
Konco lo yang bahkan menyayangi lo tanpa pernah harus memberi tahu lo
dengan jelas. Mereka yang dengan ikhlas terlibat masalah yang bahkan seharusnya
tidak mereka lalui.
Karena The Real Konco lo
itu akan ikut tersesat ketika lo merasa hilang. Ikut berduka saat lo dalam
keadaan terluka. Ikut marah ketika lo dicaci maki seseorang. Mereka yang lebih
baik ikut nangis bareng kesedihan lo dibanding dengan lo nangis sendirian.
Kalo gue gak punya The
Real Konco, gue sering berfikir mungkin gue akan jadi orang gila dipinggir
jalan. Terlunta tidak punya kebahagiaan. Karena kadang, lo hanya butuh telinga
yang untuk mendengar, bukan selamanya butuh diberi saran. Ada masalah yang
bahkan tidak perlu diselesaikan, karena waktu yang akan menyelesaikanya
sendiri. Tapi The Real Konco gue itu
hanya menjadi kuping untuk sekedar gue bercerita. Dan membuat gue lupa pada
masalah yang gue alami sendiri. Gue gatau mereka diberi rumus apa oleh Tuhan,
yang jelas mereka dipertemukan untuk disempurnakan. Kalo mereka yang saat ini
didekat lo tapi tidak menjadi bahu lo saaat lo nangis, bisa jadi mereka bukan The Real Konco lo yang sebenarnya.
No comments:
Post a Comment