Untuk, cinta yang sedang jatuh. Terpaku pada satu pandangan
yang tak bisa kamu lihat secara utuh. Merasuk pada hati yang terlalu lama
sendiri. Mencintai atau disakiti. Meminta cinta yang tidak bisa seutuhnya
diberi. Memaksa pada takdir yang tidak semuanya bisa dipilih.
Untuk, kamu, yang
hatinya terjatuh. Pada satu sosok yang kamu sendiri tidak tahu dari mana
asalnyna, bentuknya, rupanya. Hanya memandang tawa gelagak dari sisi kanan.
Memaksa untuk jadi yang paling tahu. Menikmati setiap lekukan manis bibirnya
saat berbicara, yang kamu sendiri tidak tahu apa yang ada difikirannya.
Terjatuhlah, hanya sampai pada ketika kamu merasa bahagia.
Karena jatuh, tidak akan selamanya bahagia. Ia menderita pada permintaan yang
tidak semuanya bisa di-iya-kan. Ia kesakitan pada perintah yang tidak bisa
di-tidak-kan. Karena selamanya akan seperti itu, kamu yang memilihnya untuk
menarikmu pada dimensi lain. Kita sebut dimensi itu dimensi cinta. Halal bagi
semuanya, halal bagi apapun asal kamu bisa mendapatkanya.
Terjatuhlah, sampai pada ketika kamu lelah. Lelah ketika apa
yang kamu kejar tidak bisa kamu dapatkan. Lelah sampai ketika apa yang kamu
dapatkan tidak sesuai dengan yang kamu inginkan. Karena cinta selamanya akan
seperti itu, meminta tapi tidak bisa diterima. Merampas tapi tidak bisa
dimiliki semuanya.
Sampai kamu, yang sedang jatuh hatinya, merasa bahwa
semuanya telah sia-sia. Mencari apa yang tidak patut didapatkan. Meringis pada
sesuatu yang tidak patut ditangisi. Berbaringlah sebentar, dipundak kawanmu
sampai malam telah larut untuk menemanimu. Katakan padanya bahwa hatimu telah
jatuh sedalam-dalamnya, sejauh yang kamu sendiri tidak tahu kedalamanya. Lalu seraya
kawanmu akan mengangkatmu menjauh dari keterpurukan itu. Karena bahu terbaik
adalah kawanmu.
Kamu, yang hatinya sedang terjatuh. Jika dia tidak bisa
mengangkatmu, maka kamu yang harus mengangkatnya sendiri. Memperbaikinya sendiri
sampai sempurna seperti dulu kala. Karena hati itu tidak selamanya untuk
dibawah, terjatuh sia-sia. Pada masanya kamu akan menemukan sosok yang bisa
mengangkatnya lebih tinggi. Lalu menjaganya sepenuh hati, sampai waktu yang
tidak bisa dilalui lagi.
Kamu, yang hatinya sedang terjatuh, berhati-hatilah terhadap
apa yang sedang kamu dalami. Jangan terlalu dalam karena tidak selamanya kamu
bisa menjadi lebih tinggi. Terjatuhlah sampai kebahagiaan itu telah sempurna,
lalu naiklah ketika kamu mulai tersiksa.
Dan untuk kamu, yang hatinya sedang terjatuh. Terjatuhlah sampai
kamu tahu seberapa dalamnya. Supaya kamu bisa mendaki sampai kamu tahu posisi
hatimu sebelumnya. Jangan terlalu dalam, karna selamanya kamu akan tertatih
untuk mencapai puncak kesempurnaan.
No comments:
Post a Comment