Sunday, June 22, 2014

Jenuh atau menjauh?




All that i want in my life is the feeling of peace. Duduk ditengah kebisingan para orang yang sejak tadi menahan lapar dijalan. Ditengah-tengah keramaian, sendirian. Satu gelas capuccino yang seharusnya sejak 4 bulan lalu gue gak boleh minum. Tapi entah, malem ini rasanya gue harus minum kopi. Harus. Kalo muntah? Gue yang tanggung. Sudah lebih dari tiga jam. Gak wajar banget sebenernya gue ada disebuah kafe berjam-jam sendirian. Tapi karena kafe ini punya om gue dan semua karyawan kenal siapa gue, maka gue akan dengan nyaman duduk sendirian tanpa merasa diasingkan.

Pernah merasa terlalu jenuh? Jenuh terhadap semua hal yanga da disekeliling lo. Ketika temen-temen lo mulai gak asik, dosen-dosen lo mulai ngeselin, tugas yang gak abis-abis, keluarga yang kurang pengertian, atau bahkan tidak merasakan jatuh cinta. Merasa bahwa dunia ini terlalu membosankan. Kosong seperti tidak memiliki kehidupan.

“Traveling sana! Coba jalan-jalan sendirian kali aja semangat lo balik lagi!!”  i do, berkali-kali sampe gue ngerasa bosen sama perjalanan gue sendiri. Pantai? Sekedar ke malang untuk cari makan? Keliling jakarta? Ngiterin surabaya sampe kayak orang gila? Bahkan jalan keliling kosan sendirian... dan entah untuk apa. Yang seharusnya kejenuhan gue ilang. Tapi sekembalinya gue dari perjalanan itu, yang ada gue semakin jenuh dan tetep jenuh.

Bangun tidur, kuliah, balik kosan, ngobrol, makan, tidur lagi. Kalo gak ada kuliah Cuma uring-uringan dikamar, ngomongin orang yang berkali-kali diomongin, bolak balik stalking siapapun yang padahal gak dikenal, jelous sama orang yang sebenernya gak patut untuk lo cemburuin.

Ini jenuh? Atau gue yang mulai menjauh. Gue merasa bangun tidur tidak pada semangat yang bulan-bulan lalu gue punya. Gue bangun tidur karena alasan sakit perut atau kipas angin yang kekencengan. Atau kalo lagi sialnya tetangga kosan yang grasak grusuk dengan harus ngebangunin orang. Gue tidur juga bukan karena alasan besok gue harus mendapat tenaga. Gue tidur karena alasan mengantuk, ketiduran atau saking tidak punya kerjaan.

Gue merasa roda gue sedang berada dititik tengah. Lurus. Berjalan tanpa berbelok. Sampai gue merasa terlalu jenuh untuk meneruskan. Gue terkadang mikir untuk memutar balik. Ambil cuti kuliah, balik ke Jakarta. Duduk dipangkuan nyokap sampe gue merasa lebih tenang. Tapi resiko dikemudian akan mungkin lebih besar. Gue akan semakin ditinggalkan orang-orang terdekat gue.

Gue jenuh? Atau gue menjauh. Dari temen-temen gue, dosen gue, kuliah gue, tugas gue, keluarga gue, atau cinta gue terhadap apapun.

Gue jenuh? Atau menjauh.

Sidoajo 22 juni 2014


No comments:

Post a Comment