Monday, February 10, 2014

Sepetik Cinta Ini Telah Tumbuh, Sayang




Aku masih punya dua tangan, sayang. Yang akan selalu menina-bobokanmu setiap malam. Membuatmu sedikit tenang dari bisingnya kehidupan. 
Aku masih punya bahu lebar, sayang. Setidaknya dapat membuatmu bersandar dari kecaman dunia yang tidak semata-mata kamu tahu sebenarnya.

Ada sepetik cinta yang dengan paksa kamu cabut sebelumnya. Kamu tanam pada lahan surgawi didunia. Yang dengan waktunya ia bertumbuh menjadi besar. Indah, menawan membuat iri sepasang mata yang akan melewatinya. Sepetik cinta yang sebelumnya kamu hanya lempar lewat sebuah senyuman. Tapi ia tumbuh jadi rasa untuk tidak mau kehilangan. Ia tumbuh, sayang. Seperti ilalang yang semakin meninggi ditengah padang rerumputan. Ia selamanya tegak berdiri indah melawan angin. Atau tumbang pada kebencian orang lain.

Ada apa denganmu, sayang. Yang sejak pagi tadi merengut tak mau memandangku? Yang pesanku kau balas dengan kalimat yang bukan seperti kamu.

Beritahu aku jika aku salah. Agar kesalahan kecilku tak jadi besar dimatamu. Beri tahu aku jika aku mengganggumu. Agar pada waktu kamu membutuhkanku aku akan disismu.

Karena sepetik cinta yang kamu tanam telah tumbuh menjadi sebuah rasa takut kehilangan. Dan aku tidak akan dengan bodoh melepaskan sesuatu yang aku sendiri takut unutk kehilanganya.


2 comments:

  1. Uhuk-uhuk pengin tau yayangnya bibah,,,btw, it's nice poetry ...ur lovely sistah ;)

    ReplyDelete