Aku masih punya dua tangan, sayang. Yang akan selalu
menina-bobokanmu setiap malam. Membuatmu sedikit tenang dari bisingnya
kehidupan.
Aku masih punya bahu lebar, sayang. Setidaknya dapat membuatmu
bersandar dari kecaman dunia yang tidak semata-mata kamu tahu sebenarnya.
Ada sepetik cinta yang dengan paksa kamu cabut sebelumnya. Kamu
tanam pada lahan surgawi didunia. Yang dengan waktunya ia bertumbuh menjadi
besar. Indah, menawan membuat iri sepasang mata yang akan melewatinya. Sepetik
cinta yang sebelumnya kamu hanya lempar lewat sebuah senyuman. Tapi ia tumbuh
jadi rasa untuk tidak mau kehilangan. Ia tumbuh, sayang. Seperti ilalang yang
semakin meninggi ditengah padang rerumputan. Ia selamanya tegak berdiri indah
melawan angin. Atau tumbang pada kebencian orang lain.
Ada apa denganmu, sayang. Yang sejak pagi tadi merengut tak
mau memandangku? Yang pesanku kau balas dengan kalimat yang bukan seperti kamu.
Beritahu aku jika aku salah. Agar kesalahan kecilku tak jadi
besar dimatamu. Beri tahu aku jika aku mengganggumu. Agar pada waktu kamu
membutuhkanku aku akan disismu.
Karena sepetik cinta yang kamu tanam telah tumbuh menjadi
sebuah rasa takut kehilangan. Dan aku tidak akan dengan bodoh melepaskan
sesuatu yang aku sendiri takut unutk kehilanganya.
Uhuk-uhuk pengin tau yayangnya bibah,,,btw, it's nice poetry ...ur lovely sistah ;)
ReplyDeleteNahloh... siapa nih? haha
ReplyDelete