Karena perbedaan dihadirkan untuk kesatuan.
Dalam cinta
yang damai, utuh, untuk saling menghadirkan kebahagiaan.
Tapi berbeda tak selamanya berujung bahagia.
Beda, Cuma dari soal potongan rambut, alis mata
sampe agama.
Beda, Cuma dari soal jurusan, kesukaan sampe
kepercayaan.
Kalo aku percaya kamu gak bakal selingkuh, mungkin
kamu percaya aku terlalu mudah untuk diduakan.
Kalo aku percaya Tuhan itu ada,
tapi kamu percaya Tuhan itu Cuma buatan manusia.
Kita berbeda, Cuma soal jenis kelamin, kegemaran
sampai kebiasaan.
Kalo kamu pergi setiap minggu ke gereja. Aku harus setiap hari ke mesjid jalanin perintah Tuhan.
Kalo kamu pergi setiap minggu ke gereja. Aku harus setiap hari ke mesjid jalanin perintah Tuhan.
Ini soal kepercayaan. Soal aku sama
Tuhanku dan kamu sama Tuhanmu.
Tapi ada satu hal yang buat perbedaan kita ini jadi
satu. Tentang perasaan. Tentang hati kita dalam magnet kesatuan. Bagaimana hati
kita bertemu dalam satu pandangan disela banyak perbedaan.
Jalani saja dulu, sampai waktu berbicara.
Jalani saja dulu, sampai waktu berbicara.
Aku akan meninggalkan apapun demi kamu, cintaku,
asal bukan agamaku. Kamu mungkin juga begitu.
Jadi biarkan waktu yang hadirkan cinta kita dalam
takdir kita sendiri, tidak tahu dimana ujungnya.
Sampai kita tahu dimana Labuan takdir kita, digenggaman
masing-masing Tuhan kita.
Jagakarsa 18 agustus 2013
22.10
Bedasarkan atas pengalaman teman. Bukan saya.
Bukan kejadian yang sedang saya alami.
Bukan kejadian yang sedang saya alami.
No comments:
Post a Comment