I know, this like a time-bomb machine. Meledak pada suatu
waktu, yang ledakannya sebesar apa aku tidak tahu. Yang ledakannya akan membuat
sehancur apa juga aku tidak tahu. Berputar dalam detik yang dengan sengaja aku
nyalakan dari awal, sejak kali pertama aku mengenalmu. Sudah tahu ini nestapa, tapi malah aku
menikmatinya. Dan meyakini semua manusia bahwa ini kesia-siaan terindah yang
pernah aku lakukan.
Jatuuh cinta pada laki-laki yang salah. Haha. Silahkan
kalian semua tertawa.
Lihat? Bahwa detik pada waktu mesin bom itu telah menghitung
secara mundur. Aku akan dibawa pada sebuah masa, yang semua orang membencinya.
Sakit, hati, kehilangan, menangisinya setiap malam. Tidak ada manusia yang
mencintai untuk disakiti. Tidak akan ada
yang mau untuk disakiti dua kali.
Rasanya memang seperti kembali pada waktu yang sama. Rasa yang
sama dan tangis-tangis yang sama pula. Seperti apa yang telah aku rasakan
sebelumnya.
Apa seperti ini jatuh hati? Bersiap untuk pada waktu
bersamannya disakiti. Kamu seperti menabuh dua bumbu yang sama. Yang indah,
sedap rasa. Dan pahit asam kecut yang tidak semua orang suka. Tapi mungkin itu
yang membuat kaldu cinta menjadi luar biasa. Menjadi candu yang membuat tagih
kebanyakan orang.
Tapi tidak semuanya berakhir indah kan?
Mungkin sama seperti saat ini. Saat hitungan mundur mesin
bom itu yang kamu percepat. Dan akan membuat aku hancur berkeping. Dan selamat
datang luka baru, yang akan ditempatkan disebelah luka-luka lama, yang telah
kamu obati sebelumnya.
Yang bisa aku doakan adalah kepergianmu yang benar-benar
pergi. Bukan dengan pura pura bertahan tapi maumu pergi. Atau pura pura pergi
untuk kembali, dan lalu pergi lagi.
Ini hati bung, bukan sampah yang bisa ku buang lalu kau
ambil lagi untuk memastikannya bahwa itu benar benar sampah.
No comments:
Post a Comment