Monday, December 15, 2014

A time-bomb machine



I know, this like a time-bomb machine. Meledak pada suatu waktu, yang ledakannya sebesar apa aku tidak tahu. Yang ledakannya akan membuat sehancur apa juga aku tidak tahu. Berputar dalam detik yang dengan sengaja aku nyalakan dari awal, sejak kali pertama aku mengenalmu.  Sudah tahu ini nestapa, tapi malah aku menikmatinya. Dan meyakini semua manusia bahwa ini kesia-siaan terindah yang pernah aku lakukan.

Jatuuh cinta pada laki-laki yang salah. Haha. Silahkan kalian semua tertawa.

Lihat? Bahwa detik pada waktu mesin bom itu telah menghitung secara mundur. Aku akan dibawa pada sebuah masa, yang semua orang membencinya. Sakit, hati, kehilangan, menangisinya setiap malam. Tidak ada manusia yang mencintai untuk disakiti.  Tidak akan ada yang mau untuk disakiti dua kali.

Rasanya memang seperti kembali pada waktu yang sama. Rasa yang sama dan tangis-tangis yang sama pula. Seperti apa yang telah aku rasakan sebelumnya.

Apa seperti ini jatuh hati? Bersiap untuk pada waktu bersamannya disakiti. Kamu seperti menabuh dua bumbu yang sama. Yang indah, sedap rasa. Dan pahit asam kecut yang tidak semua orang suka. Tapi mungkin itu yang membuat kaldu cinta menjadi luar biasa. Menjadi candu yang membuat tagih kebanyakan orang.

Tapi tidak semuanya berakhir indah kan?

Mungkin sama seperti saat ini. Saat hitungan mundur mesin bom itu yang kamu percepat. Dan akan membuat aku hancur berkeping. Dan selamat datang luka baru, yang akan ditempatkan disebelah luka-luka lama, yang telah kamu obati sebelumnya.

Yang bisa aku doakan adalah kepergianmu yang benar-benar pergi. Bukan dengan pura pura bertahan tapi maumu pergi. Atau pura pura pergi untuk kembali, dan lalu pergi lagi.

Ini hati bung, bukan sampah yang bisa ku buang lalu kau ambil lagi untuk memastikannya bahwa itu benar benar sampah.

No comments:

Post a Comment