Hai hallo, lama banget gak ngeblog. Pasti
ini udah banyak sarang laba-labanya. Ada banyak kejadian di bulan ini. Ada
banyak cerita yang bahkan berlembar-lembarpun gak akan pernah bisa untuk
diselesaikan. Dari masalah pemilu, black campaign, piala dunia dan argentina
harus jadi runner-up, banyak orang sotoy tentang politik dan lebih banyak yang
sotoy membolakan politik. Banyak banget kejadian-kejadian lucu yang belum gue
tulis untuk gue sekedar berbagi.
Sibuk rapat sana sini ngurusin ospek adek kelas gue, sibuk
sama makalah dan laporan penelitian, ujian yang bahannya kampret banget sampe
sibuk ngurus perasaan sendiri yang gak kelar-kelar masalahnya.
Gue mau menutup semester 4 ini dengan syukur Alhamdulillah.
Semester paling kampret dari semua semster, ter-home-sick, terbikin banyak
tangisan, banyak berantem, tergabut dan sampai tergalau yang pernah gue jalanin
selama di Surabaya. Dari tugas yang gak selesai-selesai. Rapat yang
bertubi-tubi. Harus adu mulut sama temen karena hal kecil. Masalah keluarga
yang gak ada penyelesaiannya. Ditinggal temen kosan dan akhirnya sendirian aja
dikosan, gabut. Uang kiriman yang tinggal elus-elus perut saking tinggal
dikitnya. Banyak banget kejadian yang harus membuat kadang bikin sumpek dan
jadi lebih sensitif.
Bahkan dari awal semster aja gue sudah ditubi-tubi banyak
masalah, banyak air mata. Dan diakhiri dengan terlalu home-sick dan sumpek sama
Surabaya. Kalo ditanya “kapan balik Surabaya lagi bib?” gue Cuma bisa jawab
“pengennya sih gak balik, nikah aja” becanda. Iya becanda tapi lebih kepada
serius. Kalo gue gak inget bahwa betapa mati-matiannya gue masuk kuliah ini,
udah gue berenti dari awal. Kalo gue gak inget apa yang gue cita-citakan sejak
awal, mungkin gue lebih memilih untuk kembali kerumah dan berlindung dibalik
ketiak orang tua.
Sebelum postingan ini gue pernah tulis tentang home-sick-nya
seorang perantau, bertahan dalam badai untuk mencapai dilabuan yang tepat. Gue
sudah sampai di setengah dari perjalanan yang sedang gue toreh. Gue telah
sampai pada halaman tengah dari buku yang telah gue tulis. Menutupnya dan
mencari lembaran baru adalah hal paling tolol yang dilakukan manusia. Kita
butuh hijrah, berpindah dari tempat sebelumnya kita berada. Ketempat yang lebih
baik, lebih diata derajat sebelumnya. Kalo gue memilih untuk berenti kuliah
memenuhi atas dasar ego kerapuhan gue dalam menghadapi masalah, mungkin saat
ini gue jadi pengangguran yang kerjannya tiap hari gonta ganti drama korea.
Tanpa bergerak meniptakan hal baru untuk dunia.
Gue Cuma berharap diberikan kekuatan pada semester ini.
Diberikan kemudahan atas segala ujian yang akan gue lalui. Bagaimana caranya
agar gue bisa melewati setiap masalah tanpa harus berfikir kembali. Tanpa harus
kangen rumah, moodian gak mau ngapa-ngapain sampe marah-marah gak jelas sama
orang lain.
Semester 5! Semakin tua, semakin dewaasa. Gue harus tau mana
prioritasnya. Ada cita-cita yang gue gantung sebelumnya yang sedang menunggu
dari tapak jejak gue melewati ini semua.
Surabaya 29 Juli 2014
No comments:
Post a Comment