Monday, July 15, 2013

Tidak Terlalu Dini dan Tidak Terlalu Lama




Perasaaan yang terlalu dini diucapkan, akan membuat keputusan yang tergesa. Menjadi serba tidak ada.


Perasaaan itu gak pernah salah. Gak pernah bisa kita salahin, walaupun kadang kita jatuh di orang yang salah. Kepada orang yang tidak bisa mencintai kita. Kepada orang yang hanya bisa kita rasakan bahunya, pungggungnya karena selamanya ia tidak akan pernah menoleh melihat siapa yang mencintainya. Perasaan itu soal bagaimana kita bersikap, soal hati kita yang bisa mahaminya. Ada perasaan yang datengnya terlalu dini untuk bisa dinikmati. Dan ada orang yang salah kaprah dengan perasaan itu. Kadang, kita butuh waktu untuk sekedar memahami perasaan apa ini. Ada rasa yang datang untuk sekedar mengaggumi, ada rasa yang datang untuk sekedar menyukai. Tapi ada rasa yang datang dengan tahta yang lebih tinggi. Namanya cinta. Semua orang juga tau apa itu artinya. Tapi semua orang gak bisa menjelaskan bagaimana dia.
Kadang kita terlalu terburu mengungkapkan apa yang kita rasakan pada objeknya. Tanpa lebih dulu meyakinkan dalam hati kita. Dan selalu, keputusan yang tergesa kadang jadi nihil hasilnya.
Mereka yang terburu-burur mengungkapkan rasa mungkin cuma butuh pendamping. Tanpa harus tahu bagaimana rasa itu sebenarnya. Usia hubungan jadi bukan hal yang paling penting. "Yang penting gue udah pernah milikin dia" jadi kayak panutan seberapa banyak mantan. Bikin kebanyakan orang bulshit sama cinta. Bikin kebanyakan orang mikir bahwa siapapun yang mencitai dia emang cuma singgah tanpa tau arah. Hilang dalam sekejap kenangan.

Perasaan yang lama dibiarkan dalam diam, akan habis masanya dalam ketidakpastian yang berujung kesakitan. 


Kadang diam adalah pilihan. Pilihan untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya kita rasakan. Silence is the most powerful scream. Teriakan itu menurut gue adalah penanang hati. Bagaimana kita bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya kita rasakan. Tapi gue lebih suka meneriakan semua yang ada dengan diam. Soal perasaan, semua orang juga tau perasaan dalam diam itu paling menyakitkan. Diam diantara kebisingan orang, dan diam diantara dia sama gebetan. Cuma orang-orang yang bodoh kayak kita, terus diam dalam ketidakpastian. Tertawa disetiap denyut kesakitan. Tersenyum diantara cerita-cerita yang tidak pantas untuk dibahagiakan. Merasa jadi pahlawan tersembunyi, mencintai dibalik jubah persahabatan. Emangnya kita hidup di jaman apa. Ini jaman milenium. Jaman sahabat sendiri kadang bisa ngambil gebetan lo. Jaman orang ketemu satu jam bisa langsung nembak dan jadian. Serem banget kan? kalo kita terus diam dalam ketidakpastian. Kita akan dimakan perlahan-lahan oleh kesakitan. Setidaknya kita butuh memastikan diri kita sendiri, meyakinkan bahwa kita memang pantas. Bukan diam ingin dimengerti. Bergerak untuk sesuatu yang pasti. Berdiri sebagai pemenang daripada diam sebagai pecundang.

Dan yang harus di ingatt...
Jadi gausah ngerasa takuuut... Santai kayak di pantai, selau kayak di pulau.

3 comments:

  1. padahal mah pas nulisnya cekat-cekot tuh

    ReplyDelete
  2. i have something for you~ http://justzarnad.blogspot.com/2013/04/percayalah.html

    ReplyDelete