Pernah denger tentang filosofi air? Mengalir dalam
keheningan, jatuh dalam alur dan bergerak pada takdir. Gue suka banget sama
air, menjernihkan, menenangkan dan membuat siapapun merasa nyaman. Kalau gak
ada air, kita semua disini sampah, mati dalam kebusukan atau hidup dalam
kekososongan.
Hal pertama yang harus kita pelajari dari air. Dia akan
mengisi, mengikuti alur, memasuki setiap kekosongan. Lo punya botol minum? Botol
yang berlikuk-likuk sekalipun. Kalo lo tuang air kedalamnya, liat. Dia akan
mengisi ruang itu secara adil, mengisi setiap kekosongan, masuk ketempat
yang gak tercapai. Coba kalo lo masukin
benda lain, misalnya korek, belum tentu tempat-tempat terkecil itu bsia
dimasuki korek. kita kudu kayak air, mengisi hati-hati yang telah kosong lama,
(eak ini modus). Maksud gue, setiap lo menemukan kekosongan hati, kegalauan
kegelisahan apapun itu, entah temen, gebetan, mantan atau pacar. Jadilah seperti
air, yang dengan sigap akan memenuhi kekosongan tersebut. Tanpa titah, tanpa
perintah. Dia akan merasuk, menjadikan kesejukan.
Pernah gak lo lagi nyasar disebuah tempat, terus lo denger
suara air. Sampai tiba lo ditengah sungai itu, lo ikutin alur sungai itu. Karena
kita semua tau, setiap sungai akan bermuara disamudera. Kebanyakan orang bilang
kalo “jadi air, menggenang, berjalan tanpa arah tujuan, kekanan, kekiri sesuai
dengan takdirnya” salah. Justru air telah memiliki tujuanya dari awal. Memiliki
cita-cita dan gambaran tentang apa yang terjadi dimasa depan. Samudera,
cita-cita besarnya. Coba kalo kita kayak gitu. Punya gambaran cita-cita paling
besar, setinggi-tingginya. Lalu biarkan tuhan yang menjalankan, tugas kita fokus
dan berusaha kepada mimpi kita. Mau diajak muter lewat sumatera terus kepapua
dulu, atau langsung tiba disamudernya. Bahkan kadang kita dibawa balik kesungai
kecil itu lagi. Untuk sampai kesamudera yang lebih luas.
Dan yang terakhir. Lo kalo abis numpahin sesuatu di kasur,
pasti liat ada bekas rembesan air basah kan. Kayak gitu, dimanapun kita ketika
ada yang “menumpahkan” kita basahi sekitar. Kadang ada yang tidak suka, ada
yang mencemooh. Tapi lihat, itu akan tetap jadi bekas air. Apalagi jika kita
tinggalkan kebaikan. Maka, bekas-bekas itu akan terkenang untuk orang yang
setelah kita nanti.
No comments:
Post a Comment